Menjaga Printilan Idul Fitri - Merawat yang Kecil Demi Makna yang Lebih Luas

 

Oleh: Siti Hajar

Ada satu hal yang sering luput dari perhatian setelah perayaan usai: benda-benda kecil yang hanya muncul saat hari besar tiba. Bukan karena tak berguna, melainkan karena mereka bekerja dalam diam—menghidupkan suasana, menyempurnakan tradisi, memberi kenyamanan pada setiap sudut rumah.

Barang-barang yang mungkin hanya disentuh setahun sekali ini justru menyimpan peran penting dalam menghadirkan kehangatan khas lebaran. Dan menjaga mereka, sejatinya adalah bagian dari menjaga warisan budaya yang tumbuh di tengah keluarga.

1. Karpet Lebaran dan Sajadah Tambahan. Karpet yang digelar khusus saat salat Ied di rumah atau ketika rumah dibanjiri tamu, umumnya disimpan dengan cara yang berbeda dari karpet harian. Setelah digunakan, sebaiknya karpet ini segera dibersihkan dari kotoran halus, sisa makanan, atau pasir yang terbawa dari luar. Menggulungnya tanpa dibersihkan akan menyebabkan debu menumpuk, dan dalam waktu panjang bisa menyebabkan jamur tumbuh atau warna memudar.

Jika memungkinkan, cuci karpet di laundry khusus, terutama bila ukurannya besar atau berbahan tebal. Saat menyimpan, pastikan tempatnya tidak lembap. Untuk perlindungan ekstra, bisa tambahkan pengharum anti jamur yang diletakkan di tengah gulungan, lalu bungkus dengan kain tipis agar napas karpet tetap terjaga.

2. Toples Kue Kering. Toples yang hanya keluar saat lebaran sering kali terbuat dari bahan yang mudah pecah, seperti kaca bening atau keramik bercorak. Setelah kue terakhir habis disantap, toples jangan langsung ditumpuk begitu saja. Bersihkan seluruh bagian dalamnya dari minyak sisa kue, lalu rendam sebentar dalam air hangat agar bau tak menetap.

Pengeringan harus sempurna. Sedikit kelembapan saja bisa menyebabkan jamur muncul di bagian tutup atau karet penyekatnya. Setelah benar-benar kering, simpan toples dalam kardus aslinya jika masih ada. Kalau tidak, kamu bisa melapisinya dengan koran atau kain per toples, lalu susun rapi dalam kotak khusus agar tak saling berbenturan.

3. Cetakan dan Alat Baking. Dapur adalah ruang yang paling sibuk menjelang lebaran. Cetakan aneka bentuk, loyang, mixer, dan piping bag menjadi ‘pasukan rahasia’ yang tak boleh rusak. Merawat mereka bukan hanya soal mencuci, tapi juga soal memahami sifat tiap bahan. Cetakan logam misalnya, mudah berkarat jika hanya dilap tanpa dikeringkan tuntas. Sebaiknya setelah dicuci, panggang sebentar dalam oven kosong bersuhu rendah agar kelembapannya hilang.

Untuk piping bag berbahan silikon atau plastik, pastikan tidak ada sisa mentega yang tertinggal, karena ini bisa mengundang semut atau membuat lengket saat digunakan nanti. Susun peralatan baking dalam wadah khusus, beri sekat atau pembatas agar tidak saling menggores.

4. Peralatan Saji dan Perlengkapan Makan Lebaran. Gelas kaca bening, piring porselen bermotif emas, sendok teh mungil, atau teko besar yang hanya dipakai saat tamu datang adalah harta tersendiri. Mereka membawa kesan elegan sekaligus akrab, dan layak diberi perhatian lebih. Setelah dicuci, jangan langsung disusun dalam rak. Biarkan mereka mengering alami, lalu lap satu per satu dengan kain lembut agar tidak meninggalkan bekas air.

Untuk barang berbahan kaca, simpan dalam posisi berdiri agar tekanan tidak terkonsentrasi di satu titik. Bila kamu memiliki ruang, sediakan satu lemari khusus untuk menyimpan perlengkapan ini—tertutup rapat, bebas debu, dan tidak tercampur dengan peralatan harian.

5. Dekorasi Lebaran. Dekorasi bertema Idulfitri mungkin hanya selembar kain bertuliskan "Selamat Hari Raya", hiasan ketupat gantung, atau bantal bermotif masjid. Tapi dampaknya besar: suasana rumah jadi terasa lebih meriah dan istimewa. Setelah lebaran, jangan biarkan hiasan ini terlipat seadanya. Cuci atau lap bersih jika terlihat debu atau noda.

Untuk kain, setrika dengan suhu rendah agar tetap rapi dan warna tidak pudar. Simpan dalam plastik atau tas kain yang memiliki ventilasi agar tidak lembap. Hiasan dari bahan kertas atau plastik ringan sebaiknya disusun dalam folder atau map besar agar tidak melengkung saat disimpan.

6. Baju Lebaran dan Aksesori Tambahan. Sebagian orang menyimpan baju lebaran sebagai kenangan, sebagian lainnya memakainya kembali untuk acara khusus. Apa pun tujuannya, menjaga keindahan baju ini tetap penting. Jangan hanya menyimpannya setelah dicuci, tapi perhatikan pula teknik pelipatannya. Untuk baju berbahan halus seperti sifon atau satin, lebih baik digantung dan diberi penutup khusus. Jika baju memiliki bordir atau manik-manik, simpan terbalik agar tidak menggores kain lain.

Tambahkan pengharum gantung alami seperti kayu manis atau bunga lawang di dalam lemari untuk menjaga aroma. Aksesori seperti bros, kerudung khusus, atau sepatu yang hanya dikenakan saat hari raya juga perlu wadah sendiri agar tak hilang di antara keseharian.

Merawat benda-benda kecil setelah lebaran bukan hanya perkara menunda pekerjaan rumah. Ini tentang menghormati momen, menghargai proses, dan bersiap untuk kebahagiaan yang akan datang. Printilan lebaran mungkin tidak hadir setiap hari, tapi kehadirannya selalu dinanti.

Dan ketika kita menjaga mereka dengan baik, kita sedang menciptakan jembatan menuju momen bahagia yang akan kita ulang tahun depan—dengan perasaan yang sama, dan barang-barang yang tetap terjaga.

"Barang-barang lebaran memang tak bicara, tapi mereka menyimpan cerita. Rawatlah, agar kenangannya tetap utuh.” []


Lebih baru Lebih lama