![]() |
Sumber Foto: shutterstock.com |
Oleh: Siti Hajar
Sejak umur berapa kamu diminta ibumu membantu
mencuci piring? Berat banget, kan, ya? Tidak hanya kamu saya juga
merasakannya.
Bagi perempuan rasanya kita tidak bisa melarikan
diri dari kewajiban mencuci piring. Namun sadarkah kamu bahwa ternyata mencuci
piring adalah healing yang sangat tepat di saat kamu harus di rumah.
Bisa saja karena kerjaan kantor yang harus dibawa
ke rumah sedang menumpuk, atau harus ngelon bayi karena kamu masih punya balita
ataupun kamu ingin keluar, tetapi sedang harus berhemat banyak.
Cobalah mencuci piring. Saya yakin seberapa banyak
pun piring kotor yang sedang menumpuk di ember atau di wastafel dapur kamu akan
terasa asik, jika kamu benar-benar menikmati pakarjaan legend ini.
Entah kapan mulainya, akhir-akhir ini saya senang
mencuci piring. Sudah sanat jarang untuk minta bantu kepada keluarga di rumah.
Saya lakukan ini sendiri. Terlebih di bulan ramadan, mencuci piring dua kali
sehari. Setelah berbuka dan setelah salat Subuh.
Saat mulai mencuci piring, saya berada di
mana-mana, otak saya traveling, jalan-jalan. Sementara tangan saya terus
bekerja, berpindah dari satu piring ke lainnya.
Saya mulai dari menggosok gelas dengan alasan
gelas adalah peralatan rumah yang tidak terlalu kotor, sedikit tersentuh elemen
perminyakan. Kemudian, mangkuk kuah, tuppy dan sejenisnya.
Terakhir objek yang saya gosok dengan spon adalah
para wajan dan tutupnya. Sendok dan barang kecil lainnya menempati urutan
terakhir yang saya gosok.
Kembali bagaimana kemudian mencuci piring dapat
menjadi healing bagi saya. Saat melakukan tugas dapaur itu, saya dapat
melamunkan banyak hal.
Pada perasaan yang sama alami, seringkali perasaan
sedih, kecewa, senang, bahagia semuanya satu persatu menempati ruang pikir
saya. Di sini saya sedang merefleksikan kejadian-kejadian saat rasa itu
timbul.
Saya mencoba mencari penyebabnya, dan alasan di
balik itu. Kemudian saya mencoba memahami mengapa some one itu berbuat hal yang
membuat saya sedih, marah dan kecewa.
Melihat versinya orang tersebut, bagaimana dia
bisa memiliki pandangan seperti itu kepada saya. Tahu tidak apa yang paling
gampang untuk mengobati hati yang sakit saat rasa ingatan itu muncul adalah
dengan memaafkan si toksik itu. Anggap saja itu kelemahannya.
Tidak hanya dia, kamu dan juga saya memiliki
kelemahan. Teman saya yang toksid itu tidak menyenangi saya, berangkali
saya harus memperbaiki diri saya menjadi lebih baik.
Satu hal lagi kemudian yang saya pelajari adalah
dengan mendoakannya. Jangan menyusun rencana bagaimana membalas perbuatan tidak
baiknya itu kepada kita. Berharap semoga Allah memudahkan jalan hidupnya.
Pikiran-pikiran ini seperti bisa muncul dalam alam
bawah sadar saat saya mencuci piring. Seperti lembaran-lembaran film yang
diputar ulang. Belum lagi bagaimana saya membangun mimpi saat aroma cairan
segar pencuci piring mempengaruhi rasa bahagia dalam otak saya.
Mimpi saya berada di Saudia untuk menunaikan
ibadah haji, berangkat ke Cappocadia yang baru-baru ini viral karena sinetron
yang anu, Qatar, dan saya bisa merasakan salju di New Zealand. Atau serunya
menjelajah hutan amazon. Teman-teman, saya hanya membayangkannya saja.
Pengalaman indah masa kecil saya, juga kembali
terbuka. Dalam lamunan saya menjerit gembira saat teman saya memercikkan air ke
muka saya ketika mandi di sungai.
Ketika kilas balik ini memenuhi pikiran saya, saya
yakin tanpa saya sadari hormon endorfin, sitosin dan teman-temannya sedang
bekarja dengan sangat baik. Bahkan dari mencuci piring pun Allah berikan
kebahagiaan untuk saya
Oleh karena itu, buat kalian moms dan gadis yang
wanna be good moms (Insyaallah) jangan malas untuk cuci piring apalagi kesal ke
emak kalian yang minta bantu dicucikan piring yang sudah menumpuk.
Jika kamu sudah mulai, maka sulit bagimu untuk
berhenti, yang penting mulai saja dulu. Berkali-kali saya merasa tumpukan
piring di depan saya kurang jumlahnya.
Saya butuh lebih banyak piring kotor sekarang.
Tidak saya sadari semuanya sudah bersih. Bagi kalian yang memiliki pengalaman
yang sama. Toss kita sejalur. []