Trik Membuat Anak Rajin Membersihkan Tempat Tidur




Oleh: Siti Hajar

 

Saya memiliki anak remaja awal kelas 1 SMP. Namun, kelihatannya merapikan tempat tidur belum benar-benar dia lakukan sebagai bentuk tanggung jawab. Padahal, katanya anak akan meniru kebiasaan orang tuanya. Saya sendiri merasa termasuk orang tua yang cukup rajin merapikan tempat tidur—atau jangan-jangan belum cukup rajin? Hihihi.

Buat kamu yang juga punya anak tapi masih susah diajak merapikan tempat tidurnya sendiri, mungkin ada beberapa trik yang bisa dicoba agar kebiasaan ini menjadi bagian dari rutinitas mereka. Saya menulis ini sambil belajar untuk diri sendiri

Anak-anak, terutama di usia remaja awal, sering kali masih merasa bahwa merapikan tempat tidur bukanlah hal yang penting. Mereka cenderung lebih fokus pada hal-hal yang menurut mereka lebih menarik, seperti bermain game, menonton video, atau langsung beraktivitas begitu bangun tidur. Itulah sebabnya, pendekatan yang tepat diperlukan agar mereka bisa melihat bahwa merapikan tempat tidur adalah bagian dari tanggung jawab pribadi, bukan sekadar tugas tambahan yang membebani mereka.

Salah satu cara paling efektif adalah memberikan contoh langsung. Jika anak melihat bahwa orang tuanya konsisten merapikan tempat tidur setiap hari, mereka akan lebih mudah memahami bahwa ini adalah kebiasaan yang perlu dilakukan. Tapi, kadang hanya melihat saja tidak cukup, jadi perlu juga diberi pemahaman bahwa tempat tidur yang rapi bisa membuat kamar terasa lebih nyaman dan menyenangkan. “Kita akan terasa nyaman berada di kamar yang bersih dan rapi.”

Mulai dari yang Sederhana. Untuk anak kecil, ajarkan langkah-langkah sederhana seperti menarik selimut atau menyusun bantal. Beri tugas sesuai dengan usianya agar mereka tidak merasa kewalahan. Insyaallah pelan-pelan ditambahkan dengan menarik sprei. Nanti menyapu lantai, seterusnya  mengepel dan menempatkan barang-barang sesuatu  pada tempatnya.

Membuat aktivitas ini terasa lebih menyenangkan juga bisa menjadi solusi. Salah satu strateginya adalah menjadikannya sebagai tantangan kecil—siapa yang bisa merapikan tempat tidur paling cepat dan paling rapi? Jika anak merasa bahwa ini bukan tugas yang membosankan, mereka akan lebih mudah terbiasa melakukannya tanpa harus disuruh terus-menerus.

Ingat saat kita kecil dulu, kalau sudah disuruh Ibu, sudah enggan melakukannya. Anak kita pun demikian. Mungkin saja kita harus memilih kata saat meminta mereka melakukannya. Misalnya, “Ayo semangat, Dik rapikan tempat tidur, agar nanti saat tidur tidak ditemani semut.”

Penting juga untuk memberikan apresiasi atas usaha mereka. Tidak harus dengan hadiah besar, cukup dengan pujian yang tulus atau sekadar mengakui bahwa mereka telah melakukan tugasnya dengan baik. Anak-anak, meskipun sudah memasuki usia remaja, tetap membutuhkan pengakuan dari orang tua bahwa mereka telah melakukan sesuatu dengan benar.

“Nah, gini dong, anak gadis itu, bersih, rapi dan wangi.” Atau bisa juga dengan memberikan reward berupa hadiah kecil berupa peralatan sekolah atau apa saja yang disenanginya.

Yang paling penting adalah tetap sabar dan konsisten. Kebiasaan tidak terbentuk dalam satu atau dua hari, tetapi jika terus diingatkan dengan cara yang baik, lambat laun mereka akan mulai terbiasa. Jadi, jangan bosan untuk mengajak mereka melakukan hal ini setiap hari, ya! [] 


Lebih baru Lebih lama