7 Tips Aman Memotong Kuku Bagi Diabetasi



Oleh: Siti Hajar

Kuku adalah bagian dari kulit. Kuku terbentuk dari keratin, protein yang sama yang membentuk lapisan luar kulit dan rambut. Kesehatan kuku sangat berkaitan dengan kondisi kulit dan sirkulasi darah, terutama bagi diabetasi, yang memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pada kaki dan tangan.

Bagi diabetasi (orang dengan Diabetes), perawatan kuku bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga langkah pencegahan agar terhindar dari risiko luka dan infeksi yang bisa berujung pada komplikasi serius. Kesalahan kecil saat memotong kuku dapat menjadi awal dari masalah besar jika tidak ditangani dengan baik. Oleh karena itu, berikut adalah tujuh tips penting yang harus diperhatikan saat memotong kuku.

Diabetasi perlu berhati-hati saat memotong kuku karena mereka memiliki risiko lebih tinggi mengalami luka, infeksi, dan komplikasi lainnya akibat kondisi yang mereka alami. Berikut beberapa alasan utama mengapa harus berhati-hati.

Pertama. Gangguan Sirkulasi Darah. Diabetes dapat menyebabkan aliran darah ke ekstremitas, terutama kaki, menjadi kurang lancar. Jika terjadi luka saat memotong kuku, proses penyembuhannya bisa lebih lama dan berisiko infeksi serius.

Kedua. Neuropati Diabetes (Kehilangan Sensasi pada Kaki dan Tangan). Banyak diabetasi mengalami neuropati, yaitu kerusakan saraf yang menyebabkan berkurangnya atau hilangnya rasa di kaki dan tangan. Akibatnya, mereka mungkin tidak menyadari jika mengalami luka kecil saat memotong kuku, yang dapat berkembang menjadi infeksi serius.

Ketiga. Risiko Infeksi Lebih Tinggi. Diabetes menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga luka kecil sekalipun bisa lebih mudah terinfeksi. Infeksi yang tidak terkontrol bisa berkembang menjadi ulkus diabetik, yang berisiko menyebabkan komplikasi lebih parah, bahkan amputasi.

Keempat. Pertumbuhan Kuku yang Tidak Normal. Beberapa orang mengalami perubahan bentuk dan pertumbuhan kuku, seperti kuku yang menebal atau tumbuh ke dalam (ingrown nails). Jika tidak ditangani dengan benar, ini bisa menyebabkan rasa sakit dan infeksi.

Berikut adalah tujuh tips Aman Memotong Kuku Bagi Diabetasi

  1. Gunakan Gunting atau Kikir Kuku yang Bersih dan Tajam. Alat yang tumpul atau kotor bisa menyebabkan kuku pecah atau robek, yang berpotensi menimbulkan luka kecil. Karena diabetasi lebih rentan terhadap infeksi, penting untuk selalu memastikan alat potong kuku dalam keadaan bersih dan tajam. Gunakan alat pribadi dan hindari berbagi dengan orang lain untuk mencegah penyebaran bakteri atau jamur.
  2. Potong Kuku Secara Lurus. Memotong kuku dengan bentuk melengkung dapat meningkatkan risiko kuku tumbuh ke dalam, yang sering kali menyebabkan nyeri dan infeksi. Cara terbaik adalah memotong kuku dengan bentuk lurus dan tidak terlalu pendek agar tetap melindungi ujung jari.
  3. Hindari Memotong Sudut Kuku Terlalu Dalam. Terlalu dalam memotong sudut kuku bisa menyebabkan kuku menusuk jaringan kulit di sekitarnya, memicu kemerahan, bengkak, dan bahkan infeksi. Jika ada bagian kuku yang tajam, lebih baik gunakan kikir untuk meratakannya daripada memotongnya terlalu dalam.
  4. Rendam Kaki dalam Air Hangat Sebelum Memotong Kuku. Merendam kaki dalam air hangat selama beberapa menit akan melembutkan kuku sehingga lebih mudah dipotong tanpa risiko retak atau pecah. Namun, air yang digunakan tidak boleh terlalu panas, dan setelah selesai merendam, pastikan kaki dikeringkan dengan baik, terutama di sela-sela jari, untuk mencegah pertumbuhan jamur.
  5. Periksa Kaki dan Kuku Secara Rutin. Banyak diabetasi mengalami neuropati, yang menyebabkan berkurangnya sensitivitas terhadap rasa sakit. Akibatnya, luka kecil di kaki sering tidak disadari hingga menjadi masalah serius. Oleh karena itu, pemeriksaan kaki dan kuku setiap hari sangat penting. Jika menemukan luka, perubahan warna, atau tanda-tanda infeksi, segera konsultasikan ke dokter.
  6. Gunakan Pelembap Setelah Memotong Kuku. Kulit yang kering dan pecah-pecah di sekitar kuku bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri. Setelah memotong kuku, gunakan pelembap khusus kaki untuk menjaga kelembapan kulit, tetapi hindari mengoleskan di sela-sela jari agar tidak menciptakan lingkungan lembap yang bisa memicu infeksi jamur.
  7. Jika Kesulitan, Minta Bantuan Profesional. Bagi diabetasi yang mengalami gangguan penglihatan, obesitas, atau neuropati berat, memotong kuku sendiri bisa berisiko. Jika merasa kesulitan, sebaiknya minta bantuan keluarga yang paham cara merawat kuku diabetasi dengan benar, atau kunjungi tenaga medis seperti dokter, perawat, atau spesialis perawatan kaki untuk mendapatkan perawatan kuku yang aman dan profesional.

Dengan mengikuti tips ini, diabetasi dapat menjaga kesehatan kaki dan kuku dengan lebih baik, mengurangi risiko luka, serta mencegah komplikasi serius. Merawat kuku bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga bagian penting dari menjaga kesehatan secara keseluruhan. []


Lebih baru Lebih lama