Peran Ayah dalam Membentuk Karakter Anak
Oleh: Siti Hajar
Parenting adalah seni dan ilmu dalam membesarkan anak dengan memberikan
kasih sayang, bimbingan, dan pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai
kehidupan. Dalam sebuah keluarga, peran ayah sering kali dianggap sebagai
pencari nafkah, tetapi lebih dari itu, ayah juga memiliki peran penting dalam
membentuk karakter anak. Kehadiran dan keterlibatan ayah dalam kehidupan anak
dapat memberikan dampak besar terhadap perkembangan emosional, intelektual, dan
moral mereka. Ayah yang aktif berperan dalam pengasuhan akan membantu anak
tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri, mandiri, dan memiliki kontrol
emosi yang baik.
Peran ayah dalam pengasuhan anak dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk.
Ayah dapat menjadi teladan dalam memberikan disiplin yang seimbang, mengajarkan
tanggung jawab, dan membangun komunikasi yang sehat. Selain itu, ayah juga
berperan sebagai pelindung dan pemberi motivasi bagi anak untuk meraih
cita-citanya. Dalam kehidupan sehari-hari, keterlibatan ayah bisa berupa
mengajak anak berdiskusi, bermain bersama, membantu anak dalam menyelesaikan
masalah, hingga memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus. Dengan
kehadiran ayah yang positif, anak akan merasa lebih aman dan memiliki pondasi
karakter yang kuat.
Anak membutuhkan pendampingan ayah sejak usia dini, terutama dalam
masa-masa krusial perkembangan mereka. Pada usia balita (0-5 tahun), kehadiran
ayah berperan dalam membangun rasa aman dan kepercayaan diri anak. Memasuki
usia sekolah (6-12 tahun), ayah berperan dalam memberikan arahan serta
membentuk nilai-nilai moral dan kedisiplinan. Sementara pada masa remaja (13-18
tahun), kehadiran ayah sangat penting dalam membimbing anak menghadapi
tantangan sosial dan emosional, membantu mereka memahami identitas diri, serta
mendukung mereka dalam mencapai tujuan hidup.
Namun, tidak semua anak beruntung memiliki kehadiran seorang ayah. Beberapa
anak mungkin tumbuh dalam keluarga dengan ibu tunggal karena perceraian,
kematian, atau pekerjaan ayah yang mengharuskan tinggal jauh dari rumah.
Ketidakhadiran ayah dapat berdampak pada perkembangan emosional anak, seperti
merasa kurangnya figur otoritas, kesulitan dalam mengendalikan emosi, hingga
kurangnya kepercayaan diri dalam bersosialisasi. Selain itu, anak yang tumbuh
tanpa figur ayah mungkin mengalami kesulitan dalam memahami konsep tanggung
jawab dan ketegasan.
Untuk meminimalisir efek dari ketidakhadiran ayah, keluarga dan lingkungan
sekitar harus berperan aktif dalam memberikan dukungan. Sosok pengganti ayah
bisa berasal dari kakek, paman, guru, atau mentor yang dapat menjadi teladan
bagi anak. Selain itu, ibu juga berperan besar dalam mengisi kekosongan
tersebut dengan memberikan perhatian lebih dan memastikan anak tetap
mendapatkan nilai-nilai yang biasanya diajarkan oleh seorang ayah. Program
bimbingan dan komunitas bagi anak-anak yang tumbuh tanpa ayah juga dapat
menjadi solusi untuk memberikan mereka lingkungan yang mendukung.
Bagi anak laki-laki, sosok Ayah sering
menjadi role model dalam membentuk karakter, terutama dalam hal kedisiplinan,
tanggung jawab, dan bagaimana menjadi pria yang mandiri. Tanpa kehadiran ayah,
anak laki-laki mungkin kesulitan memahami konsep kepemimpinan, ketegasan, dan
kontrol emosi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mereka lebih rentan
terhadap kenakalan remaja dan kurangnya figur otoritas dalam hidup mereka.
Sementara bagi anak perempuan ayah berperan
dalam membentuk kepercayaan diri dan harga diri anak perempuan. Mereka juga
menjadi contoh pertama bagaimana seharusnya seorang pria memperlakukan wanita
dengan hormat. Ketidakhadiran ayah dapat menyebabkan anak perempuan mengalami
kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat dengan lawan jenis di masa depan.
Mereka mungkin merasa kurang percaya diri atau mencari figur pengganti yang
tidak selalu positif.
Ada banyak contoh kasus anak yang tumbuh tanpa sosok ayah dan mengalami
berbagai dampak dalam kehidupannya. Beberapa anak mampu tumbuh menjadi pribadi
yang kuat karena mendapatkan dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Namun,
ada pula yang mengalami kesulitan dalam membangun hubungan sosial, mengalami
gangguan emosional, atau bahkan terjerumus dalam pergaulan yang tidak baik.
Seorang anak laki-laki, misalnya, yang tumbuh tanpa figur ayah mungkin
kesulitan dalam memahami bagaimana menjadi pria yang bertanggung jawab. Begitu
pula anak perempuan yang tidak memiliki figur ayah bisa mengalami
ketidakpastian dalam membangun hubungan dengan lawan jenis di kemudian hari.
Peran ayah dalam membentuk karakter anak sangatlah penting, mulai dari masa
kecil hingga remaja. Ayah bukan hanya sebagai pencari nafkah, tetapi juga
sebagai pendidik, pelindung, dan motivator bagi anak-anaknya. Ketidakhadiran
ayah bisa memberikan dampak yang cukup besar bagi perkembangan anak, namun
dengan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar, anak tetap bisa tumbuh
dengan baik. Oleh karena itu, keterlibatan ayah dalam pengasuhan harus terus
didorong, agar anak-anak dapat berkembang menjadi individu yang kuat, mandiri,
dan berkarakter baik di masa depan.
Sungguh sangat beruntung seorang anak yang terus didampingi oleh seorang
ayah. Kalian yang memiliki ayah. Hargai ayah kalian, beri mereka ucapan terima
kasih. Sudah tentu sang Ayah akan malu-malu saat kamu mengucapkannya. Namun, tidak
mengapa lakukan saja. Ini akan menambah kedekatan batin antara kamu dan ayahmu.
Love your self. []