Meugang:
Tradisi Makan Daging dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Aceh
Oleh:
Siti Hajar
Daging, terutama
daging sapi dan kerbau, menjadi pilihan utama dalam tradisi Meugang karena
memiliki nilai gizi tinggi dan dianggap sebagai simbol kemakmuran serta
kesejahteraan. Selain itu, daging sapi dan kerbau lebih mudah didapatkan
dibandingkan daging lainnya. Bagi masyarakat Aceh, konsumsi daging dalam
Meugang adalah bentuk persiapan fisik dan mental sebelum memasuki ibadah puasa
yang menuntut ketahanan tubuh dan energi yang cukup.
Daging merah
mengandung protein tinggi, lemak, zat besi, serta berbagai vitamin dan mineral
yang sangat dibutuhkan tubuh, terutama dalam menghadapi puasa. Protein dalam
daging membantu pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh, sementara zat besi
berperan dalam pembentukan sel darah merah yang membantu distribusi oksigen
dalam tubuh. Tradisi Meugang juga memungkinkan keluarga yang mampu untuk
menyiapkan 3-4 kg daging yang dimasak menjadi sie reuboh (daging rebus
berbumbu khas) atau sie balu (daging asap), yang bisa dikonsumsi selama
Ramadan, baik saat berbuka puasa maupun sahur, guna menjaga ketersediaan energi
tubuh.
Kebutuhan
Nutrisi untuk Berpuasa
Agar tubuh tetap
kuat selama menjalankan ibadah puasa, diperlukan keseimbangan nutrisi yang
mencakup karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Daging merah mengandung
protein berkualitas tinggi yang membantu menjaga massa otot selama puasa.
Selain itu, daging juga mengandung vitamin B kompleks yang penting untuk
metabolisme energi. Oleh karena itu, konsumsi daging dalam jumlah yang cukup
dapat mendukung ketahanan tubuh selama berpuasa, asalkan diimbangi dengan
asupan makanan lain yang kaya serat dan vitamin.
Meskipun
memiliki banyak manfaat, konsumsi daging merah yang berlebihan dapat
meningkatkan kadar lemak dalam darah dan kolesterol jahat (LDL). Selain itu,
daging merah juga mengandung purin yang dapat memicu asam urat jika dikonsumsi
dalam jumlah besar. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol porsi konsumsi
daging agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.
Beberapa kajian
ilmiah menunjukkan bahwa konsumsi daging merah berlebih dikaitkan dengan
peningkatan risiko penyakit jantung, hipertensi, dan gangguan metabolik
lainnya. Kandungan lemak jenuh dalam daging merah dapat meningkatkan risiko
aterosklerosis, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Selain itu, metode
pengolahan daging yang kurang sehat, seperti menggoreng dengan minyak
berlebihan atau membakar hingga hangus, dapat menghasilkan senyawa karsinogenik
yang berpotensi meningkatkan risiko kanker.
Tradisi Meugang adalah warisan budaya Aceh yang patut dipertahankan karena mengandung nilai kebersamaan, rasa syukur, dan persiapan spiritual dalam menyambut bulan suci Ramadan. Namun, dalam menjaga tradisi ini, penting untuk memperhatikan keseimbangan dalam konsumsi daging agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Konsumsi daging secukupnya, dikombinasikan dengan pola makan sehat yang kaya akan serat dan nutrisi lainnya, akan membantu tubuh tetap bugar selama menjalankan ibadah puasa. Dengan demikian, Meugang dapat terus menjadi tradisi yang membawa manfaat bagi masyarakat Aceh, baik dari segi budaya maupun kesehatan. Semangat berpuasa ya!![]