Meugang: Tradisi Makan Daging dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Aceh


 

Meugang: Tradisi Makan Daging dalam Menyambut Bulan Suci Ramadan di Aceh

Oleh: Siti Hajar

 Meugang merupakan tradisi turun-temurun masyarakat Aceh yang dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Tradisi ini ditandai dengan konsumsi daging sapi atau kerbau, yang dimasak menjadi hidangan khas dan disantap bersama keluarga. Meugang bukan sekadar budaya kuliner, tetapi juga memiliki makna sosial dan spiritual yang mendalam. Tradisi ini dilakukan pada satu hingga dua hari sebelum Ramadan, sebelum Hari Raya Idul Fitri, dan sehari sebelum Hari Raya Idul Adha. Meugang mencerminkan rasa syukur, kebersamaan, dan kepedulian terhadap sesama, di mana masyarakat yang mampu akan berbagi daging dengan keluarga, tetangga, bahkan kaum dhuafa.

Daging, terutama daging sapi dan kerbau, menjadi pilihan utama dalam tradisi Meugang karena memiliki nilai gizi tinggi dan dianggap sebagai simbol kemakmuran serta kesejahteraan. Selain itu, daging sapi dan kerbau lebih mudah didapatkan dibandingkan daging lainnya. Bagi masyarakat Aceh, konsumsi daging dalam Meugang adalah bentuk persiapan fisik dan mental sebelum memasuki ibadah puasa yang menuntut ketahanan tubuh dan energi yang cukup.

Daging merah mengandung protein tinggi, lemak, zat besi, serta berbagai vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh, terutama dalam menghadapi puasa. Protein dalam daging membantu pembentukan dan perbaikan jaringan tubuh, sementara zat besi berperan dalam pembentukan sel darah merah yang membantu distribusi oksigen dalam tubuh. Tradisi Meugang juga memungkinkan keluarga yang mampu untuk menyiapkan 3-4 kg daging yang dimasak menjadi sie reuboh (daging rebus berbumbu khas) atau sie balu (daging asap), yang bisa dikonsumsi selama Ramadan, baik saat berbuka puasa maupun sahur, guna menjaga ketersediaan energi tubuh.

Kebutuhan Nutrisi untuk Berpuasa

Agar tubuh tetap kuat selama menjalankan ibadah puasa, diperlukan keseimbangan nutrisi yang mencakup karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral. Daging merah mengandung protein berkualitas tinggi yang membantu menjaga massa otot selama puasa. Selain itu, daging juga mengandung vitamin B kompleks yang penting untuk metabolisme energi. Oleh karena itu, konsumsi daging dalam jumlah yang cukup dapat mendukung ketahanan tubuh selama berpuasa, asalkan diimbangi dengan asupan makanan lain yang kaya serat dan vitamin.

Meskipun memiliki banyak manfaat, konsumsi daging merah yang berlebihan dapat meningkatkan kadar lemak dalam darah dan kolesterol jahat (LDL). Selain itu, daging merah juga mengandung purin yang dapat memicu asam urat jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol porsi konsumsi daging agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan.

Beberapa kajian ilmiah menunjukkan bahwa konsumsi daging merah berlebih dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, hipertensi, dan gangguan metabolik lainnya. Kandungan lemak jenuh dalam daging merah dapat meningkatkan risiko aterosklerosis, yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Selain itu, metode pengolahan daging yang kurang sehat, seperti menggoreng dengan minyak berlebihan atau membakar hingga hangus, dapat menghasilkan senyawa karsinogenik yang berpotensi meningkatkan risiko kanker.

Tradisi Meugang adalah warisan budaya Aceh yang patut dipertahankan karena mengandung nilai kebersamaan, rasa syukur, dan persiapan spiritual dalam menyambut bulan suci Ramadan. Namun, dalam menjaga tradisi ini, penting untuk memperhatikan keseimbangan dalam konsumsi daging agar tidak berdampak buruk bagi kesehatan. Konsumsi daging secukupnya, dikombinasikan dengan pola makan sehat yang kaya akan serat dan nutrisi lainnya, akan membantu tubuh tetap bugar selama menjalankan ibadah puasa. Dengan demikian, Meugang dapat terus menjadi tradisi yang membawa manfaat bagi masyarakat Aceh, baik dari segi budaya maupun kesehatan. Semangat berpuasa ya!![]


Lebih baru Lebih lama