Menyelami Rasa Banda Aceh dan Pesona Sabang

 


Menyelami Rasa Banda Aceh dan Pesona Sabang

 Oleh: Siti Hajar

 Aceh dikenal sebagai serambi Mekah dengan keindahan alam yang sangat mempesona. Daerah ini juga memiliki ragam kuliner yang sangat diminati oleh wisatawan lokal, nasional bahkan luar negara. Padahal, saat konflik dulu Aceh pernah menjadi daerah yang menakutkan bagi orang luar. Namun, kini hal horor itu sudah tak bersisa. Aceh menjadi daerah Islami yang ramah dengan pendatang.

Aceh menjadi destinasi wisata yang dikenal di tingkat dunia. Berita tentang Aceh yang sangat ramah bagi pendatang tersebar dari mulut ke mulut. Keberadaan media sosial yang mudah diakases oleh setiap lapisan masyarakat menyebabkan Aceh semakin termasyhur. Salah satunya adalah Kota Banda Aceh dan Sabang.

Jika Indonesia memiliki Bali, Papua memiliki Raja Ampat sebagai tempat wisata yang dikagumi karena karena alam lautnya yang indah, Aceh memiliki Sabang atau yang juga dikenal dengan pulau Weh. Weh berarti pergi. Konon katanya pulau Sabang itu dulu menyatu dengan pulau Sumatera, tetapi akibat gempa bumi Sabang menjadi terpisah dari pulau yang bersisian dengan Samudera Hindia ini. 

Perjalanan dari ibukota Jakarta ditempuh dalam waktu kurang lebih tiga jam menuju Kota Banda Aceh jika melalui jalur udara. Sementara jika kamu berangkat melalui jalur darat dari Medan Sumatera Utara, dapat menggunakan bis malam yang menghabiskan waktu 10-12 jam perjalanan. Artinya jika berangkat jam delapan malam  dari Medan kemungkinan sampai di Banda Aceh sekitar jam enam atau jam delapan pagi. 

Setibanya di Banda Aceh aku sarankan kalian untuk bersantai dulu setidaknya satu hari untuk berkeliling Kota Banda Aceh sembari menikmati kulinernya.  Pagi hari untuk sarapan teman-teman bisa menikmati segelas kopi ditemani dengan aneka kue khas Aceh semisal timphan, pulut ketan, atau nasi gurih. Bagi yang menyukai lontong, hampir semua warung kopi ada rak yang menjual nasi guri dan lontong. Ini dapat menjadi pilihan teman-teman yang menginginkan sarapan dengan menu yang agak berat.

Kuah Beulangong serta aneka kari ayam dan bebek bisa menjadi pilihan teman-teman untuk bersantap siang hari. Saat ini kuah beulangong menjadi menu andalan di Aceh. Tidak hanya di Kota Banda Aceh, di wilayah Aceh yang lain seperti Sigli, Biruen, Lhokseumawe, Langsa, Takengon, dan Tamiang serta wilayah Barat Selatan dengan mudah dapat dijumpai warung yang menyediakan kuah beulangong.

Kuah beulangoh sendiri adalah kuah kari kambing atau daging sapi yang kaya dengan bumbu rempah khas Aceh, yang biasanya tidak menggunakan santan. Namun, demikian tidak semua tempat memiliki rasa yang sama. Namun, ada juga orang sebagian orang Aceh yang menambahkan santan dalam racikannya. Rasanya yang gurih sedikit pedas serta berwarna merah menambah selera siapa saja yang sedang merencanakan makan siang yang lezat.

Jalan-jalan di kota Banda Aceh teman-teman dapat mengunjungi Museum Tsunami yang berada tidak jauh dari Mesjid Raya Baiturrahman. Mesjid kebanggaan masyarakat Aceh yang berada di pusat kota. Museum Tsunami dibangun untuk mengenang musibah besar gempa dan tsunami di Aceh yang menelan ribuan nyawa warga Aceh pada akhir Desember 2004—20 tahun yang lalu. Museum ini adalah karya arsitek ternama Kang Emil-Ridwan Kamil yang pernah menjabat sebagai Walikota Bandung dan Gubernur Jawa Barat ini.

Banyak pengunjung merasa terkesan dengan bangunan yang berbentuk oval ini, tidak hanya mengingatkan kita pada kejadian yang memporak-porandakan Kota Banda Aceh dan sekitarnya. Namun, juga mengingatkan betapa kita dekat sekali dengan kematian. Kematian bisa terjadi kapan saja, jika Allah sudah berkehendak, maka saat itu juga semua akan terjadi, sesuai dengan keinginan Allah-sang pemilik segalanya. 

Di dalam bangunan ini ada sebuah tempat berbentuk terowongan melingkar dengan suara air di bagian luarnya. Pada dindingnya dipenuhi dengan tulisan nama-nama korban tsunami yang jumlahnya diperkirakan mencapai 23 ribu orang lebih. Tempat ini dinamai sumur doa. Lantunan zikir yang diperdengarkan membuat kita seolah-olah tidak mau berhenti untuk turut mengucapkan zikir dan doa-doa kepada Allah. Teringat dengan anggota keluarga sendiri yang juga korban tsunami. Perasaan haru tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Jika memiliki banyak waktu cobalah untuk menelusuri semua bagian dari museum ini. Jangan ada yang dilewati karena semuanya akan menjadi pengalaman baru bagi kamu.

Sore dan malam hari kamu bisa menikmati aneka mie aceh. Berbagai bentuk atau ragam dalam menyajikan mie yang kini mendunia. Pilihannya ada mie goreng, mie tumis dan mie rebus. 

Mie aceh kerap ditambahkan daging, udang, kepiting ataupun ikan, sesuai dengan permintaan pelanggan. Ini akan menjadi cara lain menikmati mie aceh di tanah Aceh sendiri. Kamu tidak perlu khawatir dengan harganya. Semua makanan di Aceh masih tergolong standar dan sangat terjangkau. Dengan kisaran Rp12.000 s/d 30.000 saja kamu sudah bisa menikmati hidangan gurih nan lezat ini

Menuju Sabang

Dari Banda Aceh melalui pelabuhan Ulee-lheu dengan menggunakan kapal Ferry dengan armada Aceh Hebat 2 atau KMP Pulau Rondo bisa kamu tumpangi untuk menyeberang ke Pulau Sabang. Perjalanan ini hanya membutuhkan waktu kurang dari dua jam menuju pelabuhan Balohan Sabang. 

Hal yang menarik adalah saat menyebrangi lautan ini para penumpang disuguhkan dengan keindahan laut yang dikelilingi daratan. Dari jauh nampak kota Banda Aceh yang ditinggalkan dan juga pulau-pulau kecil yang berdekatan dengan Kota Sabang. 

Jika beruntung, kamu akan menikmati langit biru dan gerombalan ikan lumba-lumba yang berenang seolah berlomba dengan kapal layar yang kamu tumpangi. Di sini kamu sudah merasa seperti disambut oleh alam Sabang yang menyimpan keindahan yang tiada tara.

Begitu kapal mendarat dan kamu turun dari kapal, kamu akan disambut oleh abang-abang yang menawarkan jasa angkutan menuju kota Sabang. Mereka menyediakan mobil dan sepeda motor sewaan. Di sini kamu bebas memilih untuk mau rental mobil atau kenderaan roda dua, sesuaikan dengan jiwa petualang dan isi ATM yang kamu miliki. Tidak perlu berlama-lama di pelabuhan kamu bisa tembak langsung menuju kota Sabang. 

Mulai dari Balohan kamu bisa langsung merasakan betapa pulau ini terasa santai. Aktivitas warga tidak terlihat mencolok kecuali bapak-bapak pekerja di pelabuhan dan penjual aneka oleh-oleh dari pulau yang menyimpan sejuta sejarah ini. Selebihnya warga setempat lebih memilih di dalam rumah sampai dengan sore hari. Sore baru terlihat mereka keluar rumah untuk sekadar jalan-jalan bersama keluarga ke arah kota atau hanya berkeliling saja. 

Tahukah kamu? Pernah ada vlogger yang mengabadikan momen sepi ini dengan tiduran di tengah jalan raya, sanking sepinya. Kamu tidak perlu terkejut. Aku yakin, di antara kalian mungkin akan merasakan bahwa ini adalah tempat yang kamu inginkan. Datang ke Sabang untuk menyepi sesaat dari hiruk pikuk aktivitas harian di kota besar tempat asalmu. Tentu ini membuat kamu jenuh. Kini saatnya bersantai dan menikmati alam, Guys.

Mari kuperkenalkan tempat yang wajib kamu kunjungi di pulau Sabang.  Ada dua pilihan lokasi untuk kamu menginap selama tinggal di pulau Sabang. Pertama adalah di Pusat kota dan sekitarnya. Bagi kamu yang suka menikmati kopi di malam hari, aku sarankan kamu menginap di Kota Sabang saja. Di sini ada beberapa cafe yang mulai dibuka sore hari sampai dengan tengah malam. Lokasi ini juga terletak di pinggir laut. Selain menikmati secangkir kopi dan minuman kesukaan, kamu juga dapat menikmati semilir angin tepi laut dengan pemandangan kelap-kelip lampu nelayan di kejauhan.

Tempat kedua adalah di kawasan Iboh. Iboh menyediakan banyak villa yang sangat ramah di kantong. Lagi-lagi ini sangat bergantung dari rupiah yang kamu alokasikan untuk liburan kali ini. Kisaran harga sewa vila dan bungalow antara Rp300.000 sampai dengan 5.000 .000 per malamnya. Semakin tinggi harganya tentu fasilitas yang bakalan kamu dapatkan juga semakin baik. Vila dengan view langsung mengarah ke laut tentu ini yang banyak dipilih oleh pengunjung. Silakan kamu pilih sendiri. Bisa juga membuka situs traveloka misalnya, untuk sekadar mengintip penginapan yang tersedia di Pulau Sabang.

Temanku pernah berkata, ”belum ke Sabang kalau kamu belum Iboh.” Iboh adalah nama desa. Selain pemandangan pulau dan laut birunya. Pantai Iboh pengunjung ditawarkan untuk menikmati laut yang sangat eksotik Pemandangan asli laut dan pulau kecil. 

Kamu penasaran dengan alam bawah laut? Hayuk ambil tawaran snorkling. kamu akan dipuaskan dengan tapilan bawah laut, pasir, terumbu karang dan aneka ikan hias warna-warni. Tenang saja, bagi kamu yang baru pertama kali mencoba kegiatan ini tidak perlu takut karena akan didampingi oleh abang-abang profesional yang akan menuntun kamu mulai dari persiapan menyelam sampai ke bawah laut. 

Mereka yang menyediakan fasilitas snorkling juga akan membantu mengambil gambar dan video saat kamu menyelam. Ini sudah include dengan harga sewa boat, alat menyelam dan foto dokumentasi. Mereka tentu saja akan membuat kalian merasa aman menikmati layanan snorkling yang tidak boleh kamu abaikan ini.  

Kilometer Nol hanya berjarak sekitar 6 KM dari Desa Iboh dan 29 KM dari Kota Sabang. Aku bilang kamu harus kemari kalau sudah di pulau Sabang. Kilometer Nol adalah titik 0 kilometer Indonesia. Ini adalah penanda titik terjauh di ujung Barat Indonesia. Berfoto dengan latar Tugu Kilometer Nol tentu akan menjadi kenangan yang tidak terlupa. Orang-orang senang memamerkan hasil jepretan mereka saat berada di Nol kilometer Indonesia melalui media sosial yang mereka miliki. Siapa saja tentu akan berdecak kagum. Tentu saja mereka akan iri dan diam-diam merencakan liburannya ke Sabang bersama teman dan keluarga. Namun, kamu sudah mencuri start-nya. 

Sore hari bagi para pemburu sunset jangan buru-buru untuk kembali ke Kota Sabang atau tempat kalian menginap. Tunggu saja langit jingga perlahan meredup berganti dengan gelap malam di sana. Momen ini kemudian akan membuat kamu terketuk hati untuk bersyukur atas segala yang telah Allah limpahkan kepadamu-hambaNya. Betapa alam indah ini adalah anugerah Sang Pencipta yang luar biasa. 

Selain Iboh dan Kilometer Nol kamu bisa melanjutkan perjalanan ke gua sarang. Tempat ini sangat eksotis, ada banyak pulau kecil dengan bebatuan di sini. Laut yang tenang dengan airnya berwarna biru kehijauan atau hijau toska. Setelah memarkirkan kenderaan kamu harus berjalan turun ke bawah. Dari sanalah kamu bisa memandang sepuas hati ke arah laut dan pulau-pulau mini yang tidak berpenghuni. Kamu dapat menapaki bibir pantai dengan batu karang. Ini akan menjadi tantangan tersendiri saat kamu menapaki batu-batu tersebut. Awas hati-hati jika terpeleset kamu tidak hanya akan jatuh ke air, kepalamu juga bisa cedera. 

Dengan tantangan seperti ini tentu tidak disarankan untuk orang tua dan anak-anak untuk berjalan di atas batu-batu karang ini. Di bibir pantai saja kamu sudah dapat mengambil gambar yang cantik.

Setelah puas di Gua Sarang kamu bisa kembali ke Kota Sabang dan melanjutkan keliling-keliling tempat-tempat indah di sana. Sumur Tiga, ujung karang serta Danau Aneuk Laot, Sabang Fair, dan Paradiso adalah tempat-tempat yang banyak dikunjungi wisatawan. 

Oh, iya. Di Kota Sabang ada namanya sate gurita yang gurih dan lezat. Ini adalah kuliner khas Kota Sabang. Rasanya yang gurih, teksturnya yang kenyal ditambah dengan bumbu kacang sebagai pelengkap, menambah menu satu ini menjadi kaya rasa. Kamu wajib coba ya, kalau ke Sabang.

Demikian teman-teman, ceritaku tentang Banda Aceh dan Sabang. Harapanku semoga suatu hari kalian dapat berkunjung ke sini ya. []

Tulisan ini pernah dimuat di potretonline.com 

https://potretonline.com/2025/02/menyelami-rasa-banda-aceh-dan-pesona-sabang/

https://potretonline.com/2025/02/menyelami-rasa-banda-aceh-dan-pesona-sabang/


Lebih baru Lebih lama