Kebun Sayur Pak Bahar
Oleh: Siti Hajar
Pak Bahar adalah seorang petani
sayur yang tinggal di Gampong Blang Krueng, Baitussalam, Aceh Besar. Laki-laki
paruh baya itu menjalani kesehariannya dengan penuh kesederhanaan dan kerja
keras. Selain bersawah, ia juga mengurus kebun sayur yang tidak jauh dari
rumahnya. Baginya, melihat tanaman sayur tumbuh hijau dan sehat adalah
kebahagiaan yang tak ternilai. Hasil jerih payahnya memberikan kepuasan
tersendiri, seakan-akan tanaman itu berbicara kepadanya dan mengucapkan terima
kasih atas perawatan yang ia berikan.
Saat kita melangkah masuk ke
kebun Pak Bahar, hamparan sayur yang tertata rapi langsung menyambut pandangan.
Meskipun tidak terlalu luas, kebun itu tampak begitu asri dan segar. Udara di
sekitarnya terasa lebih sejuk dengan warna hijau yang menenangkan. Apalagi saat
musim panen tiba, kebun itu semakin semarak dengan daun-daun segar yang siap
dipetik. Kebahagiaan terpancar dari wajah Pak Bahar saat melihat hasil panennya
siap untuk dinikmati oleh banyak orang.
Namun, menanam sayur tidak selalu
menguntungkan. Ada kalanya harga sayur anjlok karena jumlah pasokan di pasar
melimpah. Saat itu, harga jualnya menjadi sangat murah, dan keuntungan yang
didapat hanya sedikit. Sebaliknya, ketika pasokan berkurang, harga sayur
melonjak, dan inilah saat di mana Pak Bahar bisa tersenyum lega. Meskipun
begitu, naik turunnya harga di pasar tidak membuatnya berhenti bertani.
Baginya, kebun sayur bukan sekadar sumber penghasilan, tetapi juga bagian dari
kehidupan yang dijalaninya.
Untuk memastikan tanamannya
tumbuh dengan baik, ada beberapa biaya yang harus Pak Bahar tanggung. Bibit,
pupuk, dan obat semprot hama menjadi kebutuhan utama yang tidak bisa dihindari.
Selain itu, untuk penyiraman, ia menggunakan mesin air yang tersambung dengan
pipa. Penggunaan mesin ini tentu membutuhkan bahan bakar sebagai biaya
tambahan. Namun, Pak Bahar tidak pernah mengeluh. Baginya, merawat kebun adalah
tanggung jawab yang harus dijalankan dengan penuh kesabaran dan ketekunan.
Di kebunnya, Pak Bahar menanam
berbagai jenis sayuran, seperti bayam, kangkung, selada, daun bawang, dan
terung ungu. Semua tanaman itu tumbuh dengan subur berkat perawatannya yang
tekun. Setiap pagi dan sore, ia menyempatkan diri untuk merawat dan memperhatikan
pertumbuhan setiap tanaman dengan penuh kasih sayang. Tidak heran jika hasil
panennya selalu segar dan berkualitas.
Lebih dari sekadar pekerjaan, kebun sayur Pak Bahar menyimpan makna yang lebih dalam. Ia bukan hanya seorang petani, tetapi juga seseorang yang memiliki hati dermawan. Pak Bahar senang berbagi hasil kebunnya dengan tetangga.
Meskipun banyak yang membeli sayurnya,
ia sering kali memberikan sayur secara cuma-cuma kepada mereka yang
membutuhkan. Dan salah satu tetangga yang sering mendapat berkah dari kemurahan
hatinya adalah saya sendiri. Kehangatan dan kebaikan Pak Bahar menjadikan
kebunnya lebih dari sekadar lahan bertani—ia adalah sumber kebahagiaan dan
kebersamaan di antara kami. Sehat selalu Bapak ya! []