Ini untuk Kamu yang Baperan
Oleh: Siti Hajar
Kamu merasa baperan? Tenang! Saya juga merasa sangat baperan, tetapi
itu dulu sebelum saya memahami bahwa memiliki kepribadian yang sedikit baperan
itu penting. Dulu level baper saya
itu, jika range antara 1-10, saya berada di angka 8, parah banget, kan, ya?
Keadaan seperti ini membuat saya sakit secara batin, dan itu berimbas
kepada fisik saya. Saya kerap mengeluhkan sakit kepala, tekanan darah saya
terganggu. Saya menjadi pribadi yang pemarah. Serangkali menyalahkan diri
sendiri. Hanya saja karena saya ENFP, orang yang ekstrovet yang paling
introvert (eh ini bagaimana, maksudnya, wkwkwkw) saya sangat bisa memendam apa
yang saya rasakan.
Saya benar-benar menjadi aktris sejati. Saya lumayan jago berlakon. Harus
tersenyum di kala hati saya sedang berduka. Hapus air mata ceria lagi. Fyi,
i’m an administrator 😊)
Satu hal yang saya pelajari kemudian adalah, ternyata memiliki sedikit
baper tidak salah. Hanya saja kadarnya perlu benar-benar dikontrol.
Jangan sampai frontal dan langsung meledak-ledak saat mengetahui ada orang
berkata buruk di belakang. Perlu benar-benar mengecek kebenaran berita yang
sampai kepada kita. Pastikan apakah itu benar. Kamu bisa menanyakan langsung ke
orangnya. Tabayyun!!
Jangan-jangan apa yang sampai ke telinga kita tidaklah benar adanya.
Saat kita dibawa perasaan yang buruk, ini adalah saatnya kita instropeksi
diri. Melihat lagi apa yang telah kita lakukan. Pastikan apakah kita melakukan
kesalahan atau tidak. Jika kita merasa tidak melakukan kesalahan, what ever,
abaikan saja.
Namun, jika merasa bahwa kita benar melakukan kesilapan, ini saatnya
memperbaiki hal keliru yang sudah kita lakukan. Jadikan ini sebagai kritik yang
akan membawa kita arah yang lebih baik lagi. Terima itu dengan hati lapang.
Ingat kita manusia, yang tidak luput dari salah dan lupa.
Jika baper kaitannya dengan kesalahan yang kita lakukan kepada orang lain,
segera minta maaf dan berjanji untuk tidak melakukannya lagi. Ini sama sekali
tidak akan membuatmu terhina.
Beberapa akibat yang bisa ditimbulkan karena memiliki sifat baper, di
antaranya selain dari yang telah saya sebutkan juga dapat menimbulkan hal-hal
berikut ini:
1.
Menyalahkan diri sendiri dan over thinking. Ini saya berbahaya karena dapat
menyebabkan mental illness (gangguan mental). Dampak terburuknya
adalah hilangnya rasa percaya diri.
2. Mencurigai orang dengan berlebihan.
Penyakit hati ini akan membuat kita tidak tenang dan dapat menghancurkan
pertemanan. Relasi yang telah dibangun selama ini akan terkubur dan menciptakan
permusuhan. Hal ini kerap terjadi di lingkungan kerja maupun lingkungan tempat
tinggal. Akan muncul perselisihan dengan rekan kerja dan tetangga. Usahakan
jangan sampai ini terjadi. Jagalah keharmonisan yang sudah terjalin selama ini,
karena ini mahal harganya.
3.
Menganggap
orang lain jahat dengan kita. Saat ini muncul maka semua seakan tidak lagi
berjalan seperti seharusnya. Hati menjadi sempit. Tidak lagi mampu melakukan
rutinitas harian. Ini juga akan memunculkan keinginan untuk membalas dendam.
Jika ini muncul kamu berarti telah dirasuki bisikan setan. Stop jangan
diteruskan. Kembali focus dan ambil nilai postifnya.
4.
Mengalami
tekanan yang tinggi, stress yang berat akan berlanjut dengan depresi. Depresi
yang tidak tertangani akan bisa menimbulkan sakit jiwa. Hope you can manage
it.
Jika kamu sadar kamu mengalami, hal yang harus kamu lakukan adalah be
positif, jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Kamu harus lagi siapa
yang menyampaikan berita itu ke kamu. Jika memang value dari si
penyampai ini tidak bisa diacungkan jempol, atau memang memiliki sifat yang
senang mengkritik orang tanpa ada solusi yang jelas, saran saya, abaikan saja. Just
do, what you have to do.
Seharusnya juga jika kita ingin menyampaikan kritik sampaikan secara
terbuka. Pilihlah kata-kata yang sopan tidak menyinggung hati orang lain. Memuji
di depan umum dan kritiklah di belakang pintu.
So guys, semoga kita menjadi pribadi yang menyenangkan terbuka dengan
kritik dan hanya memiliki sedikit baperan saja.[]