Banyak cara dalam menyambut dan merayakan hari
Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Negera Republik Indoensia yang tercinta. Tahun
ini 2022 kita merayakan usianya yang ke-77 tahun. Berbagai lomba diikuti
oleh murid-murid sekolah dari berbagai jenjang pendidikan.
Termasuk putri kami Dara yang saat ini duduk di
bangku kelas V Sekolah Dasar. Berdasarkan cerita Dara hasil kesepakatan
murid-murid, guru dan juga kakak-kakak panitia (Kakak SMP yang masih berada
dalam lingkungan sekolah yang sama) menyepakati ada beberapa lomba yang
diadakan. Di antaranya adalah lomba membuat poster, lomba makan kerupuk, lomba
tarik tambang, Lomba balap karung dan lomba rangking satu.
Lomba membuat poster berdasarkan arahan guru kelas
merupakan project keluarga. Di sinilah para orang tua mulai pusing. Bagiamana
cara membatu anandanya menyelesaikan project bersama ini.
Saya sebagai ibunya mulai pagi hari mulai mencari
di google kira-kira apa ide kreatif untuk menyelesakan tugas yang menurut kami
berat ini. Secara saya bukan yang kreatif dalam hal membuat prakarya apalagi
menggambar. Dara pun demikian. Mungkin kami termasuk orang-orang yang sulit
mnegekspresikan diri he he he ... bisanya mengomentari ekspresi orang (parah
ini, mah).
Lanjut ke cerita, siang pun berganti. Saya tiba di
rumah pukul 17.30, menurut saya waktu sebelum magrib masih ada, sehingga bisa
mengajak Dara mencara bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat poster. Tentu
sebelumnya menyepakati dulu karya apa yang mau dibuat Dara. Tepatnya apa yang
dipikirkan Dara.
Ternyata sesampainya saya di rumah, Dara sudah
pergi mengaji. Mengaji untuk pertama kalinya, karena ikut teman dekatnya yang
sudah duluan satu hari mulai mengaji. Padahal malam sebelumnya dia sudah
memutuskan untuk tidak mengaji. Keputusan itu diambilnya karena saya minta,
nanti mengaji saya yang antarkan ke rumah guru ngaji. Bagi saya ini penting
untuk menyerahlan anak ke rumah ngaji untuk pertama kali seperti layaknya saya
dulu di kampung. Namun, ternyata Dara merasa malu kalau orangtuanya harus datang
ke rumah ngaji, alasannya temannya tidak diantar juga oleh orang tuanya.
Mengetahui hal tersebut, saya agak kecewa. dan
tidak memilih tidak mau peduli lagi dengan project tersebut. Sampai keesokan
harinya Dara mengingatkan saya tentang project itu. Setelah semalam merajuk dan
ditambah rengekan Dara akhirnya saya luluh. Besoknya yaitu hari tanggal 17
Agustus selesai mengikuti upacara kami sama-sama membeli karton manila. Untuk
topiknya saat itu sama sekali belum terbayang apa yang akan kita
kerjakan.
Siang hari kami istirahat, baru setelah Asar kami
mulai mengerjakan tugas Dara. Di sini yang memegang peranan penting adalah Bang
Budy suami saya. Kami memutuskan untuk menggambar dan kemudian mewarnai
bersama.
Bang Budy menanyakan kepada Dara, gambar atau
unsur apa yang harus ada digambar. Dara menjawab harus ada bendera merah putih
dan pelangi. Berdasarkan dua elemen itu, bang Budy kemudian membuat sketsa
bendera merah putih dengan latar pelangi dan awan. Benderanya ada tiang dan di
bawah bendera ada gundukan tanah, batu, jalan, rumput dan juga penampakan
gunung.
Mulailah kami sama-sama mewarnai dengan semangat.
Satu yang kami terus mengingatkan kepada Dara saat mewarnai adalah harus
searah. Untuk warnanya bebas, suka hati, yang penting dikerjakan dengan hati
gembira dan bahagia.
Lagi-lagi saat pengerjaan Dara penuh drama, tarik ulur-tarik ulur tentang luasan yang yang harus diwarnai, lagi-lagi Dara menang meminta emaknya mengerjakan porsi lebih banyak.
Akhirnya sesaat sebelum magrib jadilah poster yang
berukura 61x68 cm itu di buat. Alhamdulillah.
Buat teman Dirgahayu Indonesia ke-77 Indonesia. Pulih Lebih Cepat
dan Bangkit Lebih Kuat. Merdekaa!!