Bahaya Food Kekinian: Mengapa Kita Harus Waspada?


 


Oleh: Siti Hajar

Junk food adalah makanan yang umumnya memiliki kadar nutrisi rendah tetapi tinggi kalori, gula, garam, dan lemak. Makanan ini sering kali diproses dengan berbagai bahan tambahan yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan.

Di era modern, berbagai jenis junk food semakin marak dikonsumsi oleh masyarakat. Seblak, misalnya, adalah makanan berbahan dasar kerupuk yang direndam dan dimasak dengan bumbu pedas yang tinggi garam natrium. Bakso dengan kuah instan juga menjadi favorit, meskipun mengandung penyedap rasa dan sodium dalam jumlah tinggi.

Jajanan berbahan tepung seperti cimol dan cireng sering kali digoreng dan disajikan dengan bumbu bubuk instan yang mengandung banyak garam serta MSG. Selain itu, jajanan cepat saji seperti ayam goreng tepung, kentang goreng, dan burger memiliki kadar lemak dan garam yang tinggi, menjadikannya makanan yang kurang sehat jika dikonsumsi secara berlebihan.

Junk food dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan. Konsumsi yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas akibat kandungan kalori yang tinggi tanpa gizi yang memadai. Tekanan darah tinggi juga dapat terjadi akibat tingginya kadar garam natrium dalam makanan ini.

Selain itu, kadar kolesterol yang tinggi dari junk food dapat menyebabkan penyakit jantung. Tak hanya itu, makanan ini juga mengandung zat aditif berbahaya seperti pengawet dan pewarna buatan yang, jika dikonsumsi secara terus-menerus, dapat merusak organ tubuh.

Untuk memastikan makanan yang dikonsumsi tetap sehat, Dr. Tan Shot Yen, seorang dokter spesialis gizi klinik, menyarankan beberapa langkah penting. Mengutamakan makanan alami seperti sayur, buah, protein sehat, dan biji-bijian utuh menjadi cara terbaik untuk mendapatkan gizi yang cukup. Selain itu, menghindari makanan olahan yang mengandung banyak gula, garam, dan lemak trans sangatlah penting.

Memasak sendiri di rumah juga dapat membantu mengontrol kualitas bahan dan kebersihannya. Sebelum membeli makanan kemasan, memeriksa label nutrisi untuk mengetahui kandungan bahan tambahan juga perlu dilakukan. Selain itu, menjaga metabolisme tubuh dengan mengonsumsi cukup air putih dapat membantu tubuh tetap sehat dan bugar.

Anak-anak, remaja, dan pekerja kantoran menjadi kelompok yang paling rentan terhadap konsumsi junk food. Kemudahan akses, harga yang terjangkau, serta pemasaran yang menarik sering kali membuat mereka mengonsumsi makanan ini tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan. Padahal, konsumsi junk food yang berlebihan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti diabetes tipe 2, yang disebabkan oleh tingginya konsumsi gula dan karbohidrat olahan yang meningkatkan resistensi insulin.

Penyakit ginjal juga dapat terjadi akibat kadar natrium yang tinggi, yang membebani kerja ginjal. Selain itu, zat aditif dan lemak trans yang terdapat dalam junk food dapat memicu pertumbuhan sel abnormal dalam tubuh, sehingga meningkatkan risiko tumor dan kanker.

Jika dibandingkan dengan pola makan orang-orang di masa lalu, generasi saat ini lebih banyak mengonsumsi makanan instan dan junk food. Dulu, orang lebih sering mengonsumsi makanan alami seperti sayur, buah, dan lauk pauk yang dimasak di rumah. Pola makan yang lebih sehat dan minim zat tambahan ini membuat mereka memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan dengan masyarakat modern yang sering mengandalkan makanan olahan dan cepat saji.

Pada akhirnya, kesehatan adalah aset yang paling berharga. Tidak ada arti cantik, tampan, atau pintar jika tubuh tidak sehat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memilih makanan yang dikonsumsi. Pastikan bahwa makanan yang masuk ke dalam tubuh memiliki nilai gizi yang baik, bersih, dan bebas dari bahan berbahaya. Dengan pola makan yang lebih sehat, kita dapat menjalani hidup yang lebih berkualitas dan terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Love your’s self. []

 

Lebih baru Lebih lama