23 FAKTA TENTANG BANK SAMPAH UNIVERSITAS SYIAH KUALA (BSU)

 


23 FAKTA TENTANG BANK SAMPAH UNIVERSITAS SYIAH KUALA (BSU)

Oleh: Siti Hajar

Bank Sampah USK (BSU) adalah lembaga dengan sekumpulan orang-orang yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan individu yang peduli dengan sampah. Mereka bernaung dibawah di bawah Universitas Syiah Kuala. Lembaga pendidikan tinggi nomor satu di Aceh yang bergelar “Jantong Hate Rakyat Aceh ini terletak di jalan T. Nyak Arief Kopelma Darussalam, Kec. Syiah Kuala - Kota Banda Aceh. BSU hadir untuk mengkampanyekan pentingnya pengelolaan sampah agar bumi tetap lestari.

Berikut adalah 23 fakta tentang Bank Sampah Universitas Syiah Kuala (BSU), sejak badan ini didirikan.

1.       Bank Sampah USK resmi didirikan pada 4 Januari 2019. 

2.       Tujuan Utama BSU didirikan untuk mengubah pandangan masyarakat tentang sampah, menjadikannya sumber daya yang berharga, serta meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan yang bersih dan berkelanjutan.

3.       Gagasan pendirian Bank Sampah USK dipelopori oleh Ir. Rama Herawati, M.P, yang merupakan istri dari Prof. Ashabul Anhar-Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Rama kemudian mendedikasikan dirinya bersama tim sebagai relawan yang bekerja sampai jauh malam untuk menjemput sampah yang masih bisa di daur ulang untuk diangkut ke BSU.

4.       Bank Sampah USK berfokus pada edukasi, pengelolaan sampah yang bijak, dan pemanfaatan sampah sebagai sumber daya ekonomi. Masyarakat dapat mengirim sampahnya yang masih bisa didaur ulang, dan akan mendapat rupiah atau produk olahan sampah dari BSU.

5.       Saat ini Bank Sampah USK memiliki sekitar 473 nasabah, yang terdiri dari lembaga dan individu, termasuk dosen dan mahasiswa. Angka ini akan terus bertambah seiring dengan meningkatnya kesadaran Masyarakat untuk mengelola sampahnya dengan lebih bijak.

6.       Bank Sampah USK telah meraih pengakuan dan penghargaan dari berbagai pihak atas kontribusinya dalam menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung pendidikan berkelanjutan. Ini menjadi semangat bagi tim BSU untuk meningkatkan kinerjanya.

7.       Bank Sampah USK aktif menjalin kemitraan dengan berbagai pihak, termasuk mahasiswa, dosen, dan pihak eksternal, untuk bersama-sama menciptakan solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan sampah.

8.       Selain di lingkungan kampus, Bank Sampah USK juga memberikan edukasi kepada masyarakat luar tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bijak.

9.       Bank Sampah USK memiliki dua shelter untuk mengelola sampah organik dan non-organik secara terpisah, termasuk pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan pakan untuk peternakan maggot Black Soldier Fly (BSF).

10.   Bank Sampah USK buka setiap Senin hingga Sabtu pukul 08.30 s.d 13.30 WIB (kecuali Jumat hingga 11.45 WIB). Kantornya beralamat: Belakang OIA Unsyiah, Jl. Tgk. Syech Abdul Rauf, Kopelma Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala-Kota Banda Aceh, Aceh 24415

11.   Bank Sampah USK menerima donasi buku bekas yang masih layak pakai. Buku-buku ini kemudian disalurkan kembali kepada yang membutuhkan atau dijual dalam bazar amal untuk mendukung kegiatan operasional bank sampah.

12.   Bank Sampah USK mengolah sampah organik, seperti sisa buah dan sayuran, menjadi eco-enzyme melalui proses fermentasi. Eco-enzyme ini bermanfaat sebagai cairan serbaguna untuk pembersih alami dan pupuk organik.

13.   Bank Sampah USK membudidayakan maggot atau larva Black Soldier Fly (BSF) untuk mengolah sampah organik. Maggot ini efektif dalam mengurangi volume sampah organik dan dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang bernutrisi tinggi.

14.   Bank Sampah USK aktif melakukan kunjungan edukatif ke sekolah-sekolah di sekitar Banda Aceh. Dalam kunjungan ini, mereka memberikan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan sampah dan cara memilah sampah sejak dini.

15.   Selain ke sekolah, Bank Sampah USK juga mengadakan program edukasi dan pendampingan di kampung-kampung sekitar universitas. Mereka membantu masyarakat dalam membentuk bank sampah mandiri dan memberikan pelatihan pengolahan sampah.

16.   Bank Sampah USK rutin mengadakan workshop tentang daur ulang, seperti pembuatan kerajinan tangan dari sampah plastik dan kertas. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kreativitas dan kesadaran lingkungan di kalangan mahasiswa dan masyarakat.

17.   Kolaborasi dengan Komunitas Lokal: Bank Sampah USK bekerja sama dengan berbagai komunitas lokal untuk mengadakan kegiatan bersih-bersih lingkungan dan kampanye pengurangan penggunaan plastik sekali pakai.

18.   Program Tabungan Sampah: Masyarakat dan civitas akademika dapat menjadi nasabah Bank Sampah USK dengan menabung sampah yang telah dipilah. Saldo tabungan ini kemudian dapat ditukar dengan uang atau barang kebutuhan sehari-hari.

19.   Pusat Edukasi Lingkungan: Bank Sampah USK berfungsi sebagai pusat edukasi lingkungan di Aceh, menerima kunjungan dari berbagai institusi yang ingin belajar tentang pengelolaan sampah dan penerapan konsep zero waste

20.   Rama Herawati berperan sebagai mentor dan fasilitator dalam membangun budaya memilah sampah di lingkungan kampus.

21.   Visi Lingkungan BSU menjadikan USK sebagai kampus percontohan di Indonesia yang bebas sampah, serta membangun kesadaran kolektif untuk mencintai lingkungan.

22.   Bagi sekolah atau pesantren, atau Gampong yang serius ingin belajar mengurus sampah dengan benar, dapat menghubungi Direktur BSU—Bu Rama Herawati untuk mengabarkan komitmennya. Insyaallah akan diedukasi dengan senang hati.

23.   Bank Sampah USK telah menjadi salah satu lembaga terdepan dalam edukasi dan pengelolaan sampah di Aceh, berkat kerja keras Rama Herawati dan timnya. Fakta-fakta di atas menunjukkan bahwa Bank Sampah USK tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memberdayakan masyarakat. []

Tulisan ini pernah dimuat di https://potretonline.com/2025/01/23-fakta-tentang-bank-sampah-universitas-syiah-kualabsu-banda-aceh/

Lebih baru Lebih lama